ANGKA PENGGANDA
BAB 1
PENDAHULUAN
Dalam materi angka pengganda ini adalah suatu operasi aritmatika yang juga digunakan kedalam program komputer tapi lumayan sulit untuk diterapkan ke dalam kehidupan sehari-hari karena operasi aritmatika ini lumayan sulit untuk dimengerti.
BAB 2
POKOK PEMBAHASAN
II. Multiplier.
Multiplier atau angka pengganda adalah hubungan kausalantara variabel tertentu dengan variabel pendapatan nasional. Jika angka pengganda tersebut mempunyai angka yang tinggi, maka perubahan yang terjadi pada variabel tersebut akan mempengaruhi terhadap tingkat pendapatan nasional juga besar dan sebalikanya. Perubahan pendapatan nasional itu ditunjukan oleh suatu angka pelipat yang disebut dengan koefisien multiplier.
Syarat-syarat agar kenaikan pendapatan nasional berlipat ganda jika dibandingkan dengan bertambahnya investasi adalah sebagai berikut :
1. Jika penerima pendapatan itu segera membelanjakan kembali uang yang diterima.
2. Jika uang yang diterima itu dibelanjkana untuk produksi dalam negeri. Jika dibelanjakan untuk produk luar negeri, maka proses penambahan pendapatan akan terjadi di luar negeri. Proses pemindahan keluar negeri ini disebut kebocoran (Leakage).
3. Proporsi tambahan pendapatan yang dibelanjakan kembali tetap.
Pendapatan nasional berubah sebagai akibat dari perubahan nilai komponen sebagai berikut
1. Investasi (I).
2. Comsumsi (C).
3. Pengeluaran Pemerintah (G).
4. Expor & Impor (X/M).
Multiplier atau angka pengganda adalah hubungan kausalantara variabel tertentu dengan variabel pendapatan nasional. Jika angka pengganda tersebut mempunyai angka yang tinggi, maka perubahan yang terjadi pada variabel tersebut akan mempengaruhi terhadap tingkat pendapatan nasional juga besar dan sebalikanya. Perubahan pendapatan nasional itu ditunjukan oleh suatu angka pelipat yang disebut dengan koefisien multiplier.
Syarat-syarat agar kenaikan pendapatan nasional berlipat ganda jika dibandingkan dengan bertambahnya investasi adalah sebagai berikut :
1. Jika penerima pendapatan itu segera membelanjakan kembali uang yang diterima.
2. Jika uang yang diterima itu dibelanjkana untuk produksi dalam negeri. Jika dibelanjakan untuk produk luar negeri, maka proses penambahan pendapatan akan terjadi di luar negeri. Proses pemindahan keluar negeri ini disebut kebocoran (Leakage).
3. Proporsi tambahan pendapatan yang dibelanjakan kembali tetap.
Pendapatan nasional berubah sebagai akibat dari perubahan nilai komponen sebagai berikut
1. Investasi (I).
2. Comsumsi (C).
3. Pengeluaran Pemerintah (G).
4. Expor & Impor (X/M).
Empat jenis multiplier
akan ditentukan besarnya, yaitu: multiplier
investasi, pengeluaran pemerintah, pajak dan anggaran belanja seimbang.
Penghitungan nilai multiplier yang
akan diterangkan menggunakan pemisalan-pemisalan di bawah ini:
- Fungsi konsumsi adalah C = a + bYd.
- Dua bentuk sistem pajak akan digunakan. Dalam contoh yang pertama
pajaknya adalah pajak tetap, yaitu T = Tx, sedangkan dalam contoh kedua
pajaknya adalah pajak proporsional, yaitu: T = tY.
- Fungsi investasi yang asal adalah I dan fungsi pengeluaran pemerintah
yang asal adalah G.
Ysekarang = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)
∆Y = K . ∆I
Dimana K adalah
angka pengganda.
1.
PERHITUNGAN
ANGKA PENGGANDA DENGAN PENDEKATAN DUA SEKTOR
Contoh: Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi
(C) = 20 + 0,75Y dan besarnya investasi (I) = 10, maka pendapatan keseimbangan
sebesar 120. Apabila terdapat tambahan investasi sebesar 2, maka pendapatan
sekarang adalah sebagai berikut:
Jawab:
∆Y = K . ∆I
∆Y = 4 . 2 = 8
Ysekarang = Ysebelum + Tambahan Y
(∆Y)
Ysekarang = 120 + 8 = 128 milyar rupiah
2.
PERHITUNGAN
ANGKA PENGGANDA DENGAN PENDEKATAN TIGA SEKTOR
Contoh: Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi
(C) = 20 + 0,75Y. Besarnya investasi (I) = 10, pengeluaran pemerintah (G) = 8,
pajak (TX) = 6 dan pembayaran transfer: (Tr) = 5.
Ditanya:
a.
Berapa pendapatan sekarang (Ysek), apabila
terdapat tambahan pajak sebesar 2.
b.
Berapa pendapatan sekarang (Ysek), apabila terdapat
tambahan pembayaran transfer sebesar 2.
c.
Berapa pendapatan sekarang (Ysek), apabila
terdapat tambahan investasi sebesar 2.
d.
Berapa pendapatan sekarang (Ysek), apabila
terdapat tambahan pengeluaran pemerintah sebesar 2.
Jawab:
a.
Apabila terdapat tambahan pajak
∆Y = K . ∆I
∆Y = (-3) . 2 = -6
Ysekarang = Ysebelum + Tambahan Y
(∆Y)
Ysekarang = 120 + (-6) = 114 milyar rupiah
b. Apabila terdapat
tambahan pembayaran transfer
∆Y = K . ∆I
∆Y = 3 . 2 = 6
Ysekarang = Ysebelum + Tambahan Y
(∆Y)
Ysekarang = 120 + 6 = 126 milyar rupiah
c. Apabila terdapat
tambahan investasi
∆Y = K . ∆I
∆Y = 4 . 2 = 8
Ysekarang = Ysebelum + Tambahan Y
(∆Y)
Ysekarang = 120 + 8 = 128 milyar rupiah
d. Apabila terdapat
tambahan pengeluaran pemerintah
∆Y = K . ∆I
∆Y = 4 . 2 = 8
Ysekarang = Ysebelum + Tambahan Y
(∆Y)
Ysekarang = 120 + 8 = 128 milyar rupiah
3.
PERHITUNGAN
DENGAN PENDEKATAN EMPAT SEKTOR
Contoh:
Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi: C = 20 + 0,75Y. Besarnya
investasi (I) = 10, pengeluaran pemerintah (G) = 8, pajak (TX) = 6,
pembayaran transfer (Tr) = 5, ekspor (X) = 4 dan impor (M) = 3.
Ditanya:
a.
Berapa pendapatan sekarang (Ysek), apabila
terdapat tambahan pajak sebesar 2.
b.
Berapa pendapatan sekarang (Ysek), apabila
terdapat tambahan pembayaran transfer sebesar 2.
c.
Berapa pendapatan sekarang (Ysek), apabila
terdapat tambahan investasi sebesar 2.
d.
Berapa pendapatan sekarang (Ysek), apabila
terdapat tambahan pengeluaran pemerintah sebesar 2.
e.
Berapa pendapatan sekarang (Ysek), apabila
terdapat tambahan ekspor sebesar 2.
f.
Berapa pendapatan sekarang (Ysek), apabila
terdapat tambahan impor sebesar 2.
Jawab:
a.
Apabila terdapat tambahan pajak
∆Y = K . ∆I
∆Y = (-3) . 2 = -6
Ysekarang = Ysebelum + Tambahan Y
(∆Y)
Ysekarang = 120 + (-6) = 114 milyar rupiah
b. Apabila terdapat
tambahan pembayaran transfer
∆Y = K . ∆I
∆Y = 3 . 2 = 6
Ysekarang = Ysebelum + Tambahan Y
(∆Y)
Ysekarang = 120 + 6 = 126 milyar rupiah
c. Apabila terdapat
tambahan investasi
∆Y = K . ∆I
∆Y = 4 . 2 = 8
Ysekarang = Ysebelum + Tambahan Y
(∆Y)
Ysekarang = 120 + 8 = 128 milyar rupiah
d. Apabila terdapat
tambahan pengeluaran pemerintah
∆Y = K . ∆I
∆Y = 4 . 2 = 8
Ysekarang = Ysebelum + Tambahan Y
(∆Y)
Ysekarang = 120 + 8 = 128 milyar rupiah
e. Apabila terdapat
tambahan ekspor
∆Y = K . ∆I
∆Y = 4 . 2 = 8
Ysekarang = Ysebelum + Tambahan Y
(∆Y)
Ysekarang = 120 + 8 = 128 milyar rupiah
f.
Apabila
terdapat tambahan impor
∆Y = K . ∆I
∆Y = (-4) . 2 = -8
Ysekarang = Ysebelum + Tambahan Y
(∆Y)
Ysekarang = 120 + (-8) = 112 milyar rupiah
Dalam berikut menunjukkan perubahan; C = konsumsi; MPC =
kecenderungan mengkonsumsi marjinal; I = investasi; Y = pendapatan; k =
investasi penggali).
C = MPC (Y), perubahan dalam konsumsi sama dengan kecenderungan mengkonsumsi marjinal kali erubahan pendapatan)
Y = kI, perubahan pendapatan sama dengan pengganda investasi kali perubahan investasi
Y = C + I, perubahan pendapatan juga sama dengan perubahan konsumsi ditambah perubahan investasi
Oleh Karena itu, pengganda investasi kali perubahan investasi sama dengan kecenderungan mengkonsumsi marjinal kali pengganda investasi kali perubahan investasi, lebih jelasnya: kI = MPC (kI) + I kI – MPC
(kI) = I kI (1 – MPC) = I
1 – MPC = 1 / k
MPC = 1 -1 / k
C = MPC (Y), perubahan dalam konsumsi sama dengan kecenderungan mengkonsumsi marjinal kali erubahan pendapatan)
Y = kI, perubahan pendapatan sama dengan pengganda investasi kali perubahan investasi
Y = C + I, perubahan pendapatan juga sama dengan perubahan konsumsi ditambah perubahan investasi
Oleh Karena itu, pengganda investasi kali perubahan investasi sama dengan kecenderungan mengkonsumsi marjinal kali pengganda investasi kali perubahan investasi, lebih jelasnya: kI = MPC (kI) + I kI – MPC
(kI) = I kI (1 – MPC) = I
1 – MPC = 1 / k
MPC = 1 -1 / k
Fungsi investasi otonomus berubah menjadi I1 = 250, Konsumsi = 100 dan
MPC = 100 + 0,8, sehingga pengeluaran agregat juga berubah menjadi: AE1
= C + I1 = 100 + 0,8Y + 250 = 350 + 0,8Y Output keseimbangan yang baru
(Y1) adalah : Y = AE = 350 + 0,8Y1 0,2Y1 = 350 Y1 = 1750 Y = Y1 – Y = 1750 – 1500 = 250
BAB 3
PENUTUP
KESIMPULAN : Angka pengganda adalah operasi aritmatika yang digunakan juga ke dalam program sistem komputer.
SARAN : angka pengganda sulit untuk diterapkan didalam kehidupan sehari hari.
BAB 4
REFERENSI
http://jim11108077.blogspot.com/2010/05/ii_17.html
http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=4&ved=0CFoQFjAD&url=http%3A%2F%2Felearning.upnjatim.ac.id%2Fcourses%2FTEORIEKONOMI%2Fdocument%2FBAB_IX.doc%3FcidReq%3DTEORIEKONOMI&ei=4RPnT-q1LMbqrAeEuNTtCA&usg=AFQjCNEaYWYwzqReiEq5DYWmnFu702CwBA
Thanks banget gan, membantu mengerjakan tugas yang sangat sulit pada matakuliah makro saya, sukses ya.
BalasHapus